ADSENSE

Wednesday 14 January 2015

E-Commerce 2015 meriah

Makin Mudah, Tambah Meriah



Asia diprediksi akan menjadi pasar e-commerce terbesar di dunia. Data dari ekonomis Intelegenci
Unit (EIU), ditahun 2015, penjualan seluruh retail di Asia akan tumbuh 4,6% (volume basis) menjadi USD 7,6 triliun. Ini berarti jauh lebih besar ketimbang pertumbuhan retail di Amerika Utara sebesar 2,5 persen dan Eropa sebesar 0,8 persen.

Sementara untuk pasar e-commerce, Indonesia diyakini  bisa mencapai transaksi perdagangan USD 10miliar di tahun 2015 ini. Pasar e-commerce Indonesia menjadi salah satu incaran utama para pemain e-commerce global. Lihat saja eBay yang menjalin kerja sama dengan Telkom Group lewat Blanja.com, Sequoia yang mengandeng Tokopedia, sebelumnya juga ada Elevania yang disokong SK Telecom Korea, Lazada yang didukung Rocket, dan beberapa pemain lokal seperti Blibli. Bahkan Elevania menargetkan pertumbuhan sebesar 400 persen, dengan target pendapatan naik lima kali lipat dari tahun 2014.

2015, Saatnya Mobile

ilmupengetahuaneim.blogspot.comPara analis sudah memperkirakan bahwa teknologi mobile termasuk didalam mobile payments akan mengalami perubahan besar industri e-commerce. Transaksi mobile  Commerce global selama 2015 diperkirakan mencapai USD 10 miliar. Di Amerika Serikat, mobile shopping Amazon mencapai 36,3% dari total kunjungan, di penghujung tahun 2015 ini. eBay mencatat 16% transaksi via mobile, dan Craiglist dengan 11,5%. Peritel besar yang menawarkan berbelanja secara mobile, Walmart juga mencatat adanya volume kunjungan tertinggi, diikuti eleh target dan sears.

Rkuten, mencatatt kenaikan segemen m-Commerce-nya. Situs Rakuten di beberapa Negara naik fantastis. Rakuten Thailand misalnya, di triwulan 3 tahun lalu, mencatat kenaikan pemesanan via perangkat mobile hingga 819%. Sedangkan rakutan diwilayah Singapura, Indonesia, dan Taiwan naik 30%, di banding periode yang sama tahun sebelumnya.

Website Marketplace Makin membludak

Kesuksesan Alibaba mendulang USD 25miliar lewat penawaran perdana mereka, membuat perusahaan-perusahaan yang berada dalam rantai bisnis ini berencana untuk membuat Website serupa. Menyusul Lazada dan Rakuten, Bakal banyak perusahaan telekomunikasi, pengecer B2B yang ikut-ikutan masuk ke dalam bisnis menggiurkan ini.

Saat ini hampir 70 persen barang-barang di website marketplace incumben tersebut berasal dari penjual pihak ketiga. Prusaaan pihak ketiga inilah yang bakal mencari jalan agar bisa mendapatkan keuntungan langsung dari basis user mereka, dengan mendirikan marketplace baru, ketimbang hanya menjual barang lewat marketplace besar.

Omni Channel: Brick2Clik

Di 2015 ini akan menemukan adanya integrasi antara website belanja online dengan toko. Para pembeli online akan tetap membutuhkan dukungan, baik sebelum maupun sesudah melakukan transaksi pembelian.
Sebaiknya, ketika berada dilingkungan toko fisik, pelanggan akan tetap menggunakan perangkat mobile mereka untuk melakukan perbandingan barang yang tengan mereka buru, bahkan mencari berbagai review terkait buruannya tersebut.

Menurut studi kasus oracle, perusahaan perusahaan B2B dan B2C berpendapat bahwa meningkatkan user expirence melalui konsep omni-Chaneel adalah sangat penting bagi aktifitas bisnis mereka. Untuk mewujudkan,  perusaahan mereka telah melakukan investasi dalam konten digital dan teknologi pendukungnya.


No comments:

Post a Comment

Wednesday 14 January 2015

E-Commerce 2015 meriah

Makin Mudah, Tambah Meriah



Asia diprediksi akan menjadi pasar e-commerce terbesar di dunia. Data dari ekonomis Intelegenci
Unit (EIU), ditahun 2015, penjualan seluruh retail di Asia akan tumbuh 4,6% (volume basis) menjadi USD 7,6 triliun. Ini berarti jauh lebih besar ketimbang pertumbuhan retail di Amerika Utara sebesar 2,5 persen dan Eropa sebesar 0,8 persen.

Sementara untuk pasar e-commerce, Indonesia diyakini  bisa mencapai transaksi perdagangan USD 10miliar di tahun 2015 ini. Pasar e-commerce Indonesia menjadi salah satu incaran utama para pemain e-commerce global. Lihat saja eBay yang menjalin kerja sama dengan Telkom Group lewat Blanja.com, Sequoia yang mengandeng Tokopedia, sebelumnya juga ada Elevania yang disokong SK Telecom Korea, Lazada yang didukung Rocket, dan beberapa pemain lokal seperti Blibli. Bahkan Elevania menargetkan pertumbuhan sebesar 400 persen, dengan target pendapatan naik lima kali lipat dari tahun 2014.

2015, Saatnya Mobile

ilmupengetahuaneim.blogspot.comPara analis sudah memperkirakan bahwa teknologi mobile termasuk didalam mobile payments akan mengalami perubahan besar industri e-commerce. Transaksi mobile  Commerce global selama 2015 diperkirakan mencapai USD 10 miliar. Di Amerika Serikat, mobile shopping Amazon mencapai 36,3% dari total kunjungan, di penghujung tahun 2015 ini. eBay mencatat 16% transaksi via mobile, dan Craiglist dengan 11,5%. Peritel besar yang menawarkan berbelanja secara mobile, Walmart juga mencatat adanya volume kunjungan tertinggi, diikuti eleh target dan sears.

Rkuten, mencatatt kenaikan segemen m-Commerce-nya. Situs Rakuten di beberapa Negara naik fantastis. Rakuten Thailand misalnya, di triwulan 3 tahun lalu, mencatat kenaikan pemesanan via perangkat mobile hingga 819%. Sedangkan rakutan diwilayah Singapura, Indonesia, dan Taiwan naik 30%, di banding periode yang sama tahun sebelumnya.

Website Marketplace Makin membludak

Kesuksesan Alibaba mendulang USD 25miliar lewat penawaran perdana mereka, membuat perusahaan-perusahaan yang berada dalam rantai bisnis ini berencana untuk membuat Website serupa. Menyusul Lazada dan Rakuten, Bakal banyak perusahaan telekomunikasi, pengecer B2B yang ikut-ikutan masuk ke dalam bisnis menggiurkan ini.

Saat ini hampir 70 persen barang-barang di website marketplace incumben tersebut berasal dari penjual pihak ketiga. Prusaaan pihak ketiga inilah yang bakal mencari jalan agar bisa mendapatkan keuntungan langsung dari basis user mereka, dengan mendirikan marketplace baru, ketimbang hanya menjual barang lewat marketplace besar.

Omni Channel: Brick2Clik

Di 2015 ini akan menemukan adanya integrasi antara website belanja online dengan toko. Para pembeli online akan tetap membutuhkan dukungan, baik sebelum maupun sesudah melakukan transaksi pembelian.
Sebaiknya, ketika berada dilingkungan toko fisik, pelanggan akan tetap menggunakan perangkat mobile mereka untuk melakukan perbandingan barang yang tengan mereka buru, bahkan mencari berbagai review terkait buruannya tersebut.

Menurut studi kasus oracle, perusahaan perusahaan B2B dan B2C berpendapat bahwa meningkatkan user expirence melalui konsep omni-Chaneel adalah sangat penting bagi aktifitas bisnis mereka. Untuk mewujudkan,  perusaahan mereka telah melakukan investasi dalam konten digital dan teknologi pendukungnya.


No comments:

Post a Comment