Penciuman seorang ibu
Seorang ibu rumah tangga yang modis yang sudah berusia 50 tahun pergi berbelanja di Plaza Senayan. Ketika naik lift, seorang gadis muda nan cantik berdiri disebelahnya dengan wewangian yang tercium mahal. Si ibu berkata dengan sombong,"Hmm....Giorgio-Beverly Hills, Rp 800ribu sebotol!.
Kemudian di lantai berikutnya, seorang gadis seksi masuk lagi dan berdii di dekatbsi ibu. Lalu, si ibu bilang lagi " Channel No.5, Rp 900ribu sebotol!"
pada lantai ketiga ketika si ibu akan keluar dari lift, seorang gadis ABG masuk lift dan membungkuk hendak membenahi ikatan ikatan tali sepatunya.
Tanpa sengaja, dia Si ibu tadi bilang,"Uuh....Terasi, Rp 1000 satu ons"
Ini Katak Bukan Kodok
Di suatu kelas praktek biologi, Hamid sedang dimarahi oleh Pak Situmorang, yang terkenal galak.
"Kamu kan tahu, semua murid harus bawa katak untuk praktek. Tapi kenapa kamu bawa kodok?"
omel pak Situmorang
"Pokoknya saya enggak mau tahu. Sekarang kamu keluar. Jangan masuk sebelum membawa katak," perintah si guru.
Dengan langkah lunglai hamid pergi menuju keluar kelas. Di pintu gerbang Hamid ketemu Andre, teman sekelasnya yang kebetulan terlambat. " Kenapa kamu?" tanya Andre.
" Saya di usir dari kelas karena katanya saya bawa kodok" ujarnya sambil memperlihatkan kodoknya.
" Lho ini kan katak, bukan kodok. Sudah biar saya yang bicara dengan Pak Situmorang."
Ketika mereka sampai di depan kelas, belum sempat berbicara sepatah katapun, Pak Situmorang sudah membentak: " |Hamid, kamu ini gimana. Tadi bawa odok, sekarang bawa monyet!".
Kenapa tidak bawa sendalnya?
Seorang bapak pergi dengan anaknya untuk berjalan -jalan mengirup udara segar.
Belum berapa jauh berjalan, sang bapak sadar bahwa sandal yang dipakainya belainan warna, yang kanan merah dan yang kiri berwarna biru.
Karena malas u tuk kembali, ia menyuruh anaknya untuk pulang mengambilkan sandal yang betul, sementar itu ia menunggu di bawah pohon yang rindang.
Setelah beberapa lama, sang anak kembali dengan tangan kosong.
"Kenapa kamu tidak bawa sandal...?!!" ujang sang bapak gusar.
"Percuma , pak... soalnya sandal yang di rumah juga berlainan warna".(*).
ADSENSE
Sunday, 11 January 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sunday, 11 January 2015
NGAKAK
Penciuman seorang ibu
Seorang ibu rumah tangga yang modis yang sudah berusia 50 tahun pergi berbelanja di Plaza Senayan. Ketika naik lift, seorang gadis muda nan cantik berdiri disebelahnya dengan wewangian yang tercium mahal. Si ibu berkata dengan sombong,"Hmm....Giorgio-Beverly Hills, Rp 800ribu sebotol!.
Kemudian di lantai berikutnya, seorang gadis seksi masuk lagi dan berdii di dekatbsi ibu. Lalu, si ibu bilang lagi " Channel No.5, Rp 900ribu sebotol!"
pada lantai ketiga ketika si ibu akan keluar dari lift, seorang gadis ABG masuk lift dan membungkuk hendak membenahi ikatan ikatan tali sepatunya.
Tanpa sengaja, dia Si ibu tadi bilang,"Uuh....Terasi, Rp 1000 satu ons"
Ini Katak Bukan Kodok
Di suatu kelas praktek biologi, Hamid sedang dimarahi oleh Pak Situmorang, yang terkenal galak.
"Kamu kan tahu, semua murid harus bawa katak untuk praktek. Tapi kenapa kamu bawa kodok?"
omel pak Situmorang
"Pokoknya saya enggak mau tahu. Sekarang kamu keluar. Jangan masuk sebelum membawa katak," perintah si guru.
Dengan langkah lunglai hamid pergi menuju keluar kelas. Di pintu gerbang Hamid ketemu Andre, teman sekelasnya yang kebetulan terlambat. " Kenapa kamu?" tanya Andre.
" Saya di usir dari kelas karena katanya saya bawa kodok" ujarnya sambil memperlihatkan kodoknya.
" Lho ini kan katak, bukan kodok. Sudah biar saya yang bicara dengan Pak Situmorang."
Ketika mereka sampai di depan kelas, belum sempat berbicara sepatah katapun, Pak Situmorang sudah membentak: " |Hamid, kamu ini gimana. Tadi bawa odok, sekarang bawa monyet!".
Kenapa tidak bawa sendalnya?
Seorang bapak pergi dengan anaknya untuk berjalan -jalan mengirup udara segar.
Belum berapa jauh berjalan, sang bapak sadar bahwa sandal yang dipakainya belainan warna, yang kanan merah dan yang kiri berwarna biru.
Karena malas u tuk kembali, ia menyuruh anaknya untuk pulang mengambilkan sandal yang betul, sementar itu ia menunggu di bawah pohon yang rindang.
Setelah beberapa lama, sang anak kembali dengan tangan kosong.
"Kenapa kamu tidak bawa sandal...?!!" ujang sang bapak gusar.
"Percuma , pak... soalnya sandal yang di rumah juga berlainan warna".(*).
Seorang ibu rumah tangga yang modis yang sudah berusia 50 tahun pergi berbelanja di Plaza Senayan. Ketika naik lift, seorang gadis muda nan cantik berdiri disebelahnya dengan wewangian yang tercium mahal. Si ibu berkata dengan sombong,"Hmm....Giorgio-Beverly Hills, Rp 800ribu sebotol!.
Kemudian di lantai berikutnya, seorang gadis seksi masuk lagi dan berdii di dekatbsi ibu. Lalu, si ibu bilang lagi " Channel No.5, Rp 900ribu sebotol!"
pada lantai ketiga ketika si ibu akan keluar dari lift, seorang gadis ABG masuk lift dan membungkuk hendak membenahi ikatan ikatan tali sepatunya.
Tanpa sengaja, dia Si ibu tadi bilang,"Uuh....Terasi, Rp 1000 satu ons"
Ini Katak Bukan Kodok
Di suatu kelas praktek biologi, Hamid sedang dimarahi oleh Pak Situmorang, yang terkenal galak.
"Kamu kan tahu, semua murid harus bawa katak untuk praktek. Tapi kenapa kamu bawa kodok?"
omel pak Situmorang
"Pokoknya saya enggak mau tahu. Sekarang kamu keluar. Jangan masuk sebelum membawa katak," perintah si guru.
Dengan langkah lunglai hamid pergi menuju keluar kelas. Di pintu gerbang Hamid ketemu Andre, teman sekelasnya yang kebetulan terlambat. " Kenapa kamu?" tanya Andre.
" Saya di usir dari kelas karena katanya saya bawa kodok" ujarnya sambil memperlihatkan kodoknya.
" Lho ini kan katak, bukan kodok. Sudah biar saya yang bicara dengan Pak Situmorang."
Ketika mereka sampai di depan kelas, belum sempat berbicara sepatah katapun, Pak Situmorang sudah membentak: " |Hamid, kamu ini gimana. Tadi bawa odok, sekarang bawa monyet!".
Kenapa tidak bawa sendalnya?
Seorang bapak pergi dengan anaknya untuk berjalan -jalan mengirup udara segar.
Belum berapa jauh berjalan, sang bapak sadar bahwa sandal yang dipakainya belainan warna, yang kanan merah dan yang kiri berwarna biru.
Karena malas u tuk kembali, ia menyuruh anaknya untuk pulang mengambilkan sandal yang betul, sementar itu ia menunggu di bawah pohon yang rindang.
Setelah beberapa lama, sang anak kembali dengan tangan kosong.
"Kenapa kamu tidak bawa sandal...?!!" ujang sang bapak gusar.
"Percuma , pak... soalnya sandal yang di rumah juga berlainan warna".(*).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment